Senin, Mei 20, 2024
Berita

Internalisasi PMO PSP

Untuk mewujudkan visi Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila, Kemendikbudristek terus menghadirkan berbagai terobosan Merdeka Belajar. Merdeka Belajar yang diusung Kemendikbudristek memiliki tujuan untuk mencapai pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia melalui transformasi pada 4 hal yakni :

  1. Infrastruktur dan Teknologi
  2. Kebijakan, Prosedur dan Pendanaan
  3. Kepemimpinan, Masyarakat dan Budaya
  4. Kurikulum, Pedagogi dan Asesmen

The Ministry of Education, Culture, Research, and Technology continues to offer many innovations in Merdeka Belajar to objectify Indonesia’s better development, sovereign vision, independence, and decent characteristics through the birth of Pelajar Pancasila. Merdeka Belajar, established by the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology , aims to achieve the best qualities in education for all Indonesians by focusing on four areas:

  1. Infrastructure and Technology
  2. Policy, Procedure, and Financial Support
  3. Leadership, Public, and Culture
  4. Curriculum, Pedagogy, and Evaluation

Transformasi Pendidikan Indonesia saat ini sudah mencapai 20 (duapuluh) episode. Pada Episode ke-7 adalah Program Sekolah Penggerak disingkat PSP yang bertujuan mengembangkan sekolah-sekolah katalis yang diawali dengan pemberdayaan kepala sekolah dan guru menjadi SDM unggul melalui kolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan intervensi yang holistik dalam hal pembelajaran, perencanaan, digitalisasi sampai pendampingan selama tiga tahun ajaran bagi sekolah negeri maupun sekolah swasta. Agar intervensi Program Sekolah Sekolah berkembang optimal dibutuhkan kolaborasi tinggi dari Pemerintah Daerah dengan membentuk Pokja Manajemen Operasional (PMO) berjenjang yakni :

  1. PMO Nasional dengan unsur : Lintas Unit Utama Kemendikbudristek
  2. PMO Daerah dengan unsur: Dinas,UPT Kemendikbudristek, DirektoratPDM
  3. PMO Sekolah dengan unsur : Fasilitator Sekolah Penggerak, Komite Pembelajaran

In Indonesia, there have been twenty episodes of educational transformation. In the seventh episode, Program Sekolah Penggerak, abbreviated as PSP, aims to improve the goal of enhancing catalyst schools. It starts with empowering principals and teachers to become decent human resources through collaboration with local government and holistic intervention in teaching, planning, and digitalization for three years for public or private schools. To maximize the effectiveness of PSP intervention, the local government must work together to develop Pokja Manajemen Operasional (PMO) aspects such as:

  1. National PMO with the following components : Lintas Unit Utama Kemendikbudristek
  2. Local PMO with the following components : Dinas, UPT Kemendikbudristek, Direktorat PDM
  3. School PMO with the following components: Fasilitator Sekolah Penggerak, Komite Pembelajaran.

Program Sekolah Penggerak memiliki 5 (lima) intervensi yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan. Tim PMO memiliki peranan penting dalam kesuksesan dari setiap intervensi  seperti :

  1. Pendampingan Konsultatif dan Asismetris (Tim PMO perlu melakukan advokasi berkesinambungan kepada pemangku kepentingan hingga memiliki komitmen tinggi sebagai pelaksana PSP)
  2. Penguatan SDM Sekolah (Tim PMO perlu memantau pelaksanaan penguatan SDM sekolah melalui koordinasi dengan Fasilitator Sekolah Penggerak/fasilitator)
  3. Pembelajaran dengan Paradigma Baru (Tim PMO perlu memahami dan dapat menjelaskan ke pemangku kepentingan ttg Kurikulum Merdeka)
  4. Perencanaan Berbasis Data (Tim PMO perlu memahami dan mengawal proses perencanaan level daerah (aplikasi yang digunakan, sumber data yang diperlukan, dll)
  5. Digitalisasi Sekolah (Tim PMO perlu memahami dan dapat menjelaskan ke pemangku kepentingan ttg aplikasi yang digunakan sekolah seperti aplikasi Merdeka Mengajar, SIPLah, rapor pendidikan, SDS, RKAS, dll)

PSP includes five interventions that are inextricably linked and cannot be separated. The PMO team is critical to the success of each intervention, which are as follows:

  1. Consultative accompaniment and asymmetric (the PMO team needs to do advocation that is sustainable with the main role taker until they have high commitment as the PSP executors)
  2. Increase human resources in the school (The PMO team must keep an eye on the execution of building human resources in the school in collaboration with the Sekolah Penggerak facilitators).
  3. Research using the new paradigm (the PMO team needs to understand and be able to explain to the related parties about Kurikulum Merdeka).
  4. Data-driven planning (the PMO team needs to understand and secure the local planning process, which includes applications that will be used, data resources, etc.).
  5. Digitalization of Schools (The PMO team must understand and be able to explain to the relevant parties about applications used in school, such as the Merdeka Mengajar app, SIPLah, educational reports, SDS, RKAS, and so on.)

Selain itu Tim PMO akan membantu mengelola kompleksitas implementasi seperti :

  1. Melakukan standarisasi proses suatu program
  2. Melakukan koordinasi dalam penggunaan bersama sumber daya, metodologi, tools dan technique

Tim PMO bertujuan  untuk memudahkan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kegiatan terutama agar isu dapat diselesaikan dan risiko dapat dimitigasi, seperti gambar di bawah ini :


Aside from that, the PMO team will assist in processing the implementation’s complexity, such as:

  1. Implementing standardization in a program
  2. Coordination in the use of resources, methodology, tools, and techniques

The PMO team has a purpose to ease the monitoring and evaluation in doing the program activity, especially so that the issue will be solved and there is a risk that it will be able to be immigrated, like the graph below:


Dalam melaksanakan teknis kegiatan PMO perlu diperhatikan seperti gambar di bawah ini :


In executing the technical PMO activity need to focus on what this graph shows:


Kegiatan Internalisasi PMO PSP berlangsung di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 09 Juni 2022 bertujuan menyamakan persepsi dalam hal pemahaman dan pelaksanaan Tim PMO yang akan melakukan tugas pendampingan terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten/kota. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Bapak Drs.Irwan Safii,M.Pd selaku Kepala BPMP Provinsi Sumatera Utara sekaligus memberikan pengarahan kepada seluruh peserta yang hadir sejumlah 126 orang. Selanjutnya kata-kata penguatan dan motivasi diberikan oleh Ibu Ajizah Siregar,S.Pd,M.Pd selaku Kasubbag Umum BPMP Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan berakhir setelah pemaparan Internalisasi PMO PSP oleh Bapak Arsenal,S.T.,M.T dan ibu Fauziah R.Lubis,S.Pt,M.Si, selaku Narasumber pada kegiatan ini.


The internalization of PMP PSP activity was held in Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) in North Sumatera on June 9th, 2022, to equalize perception in understanding and executing the PMO team that will do the job of accommodating the local government. This activity was opened directly by Drs. Irwan Safii, M.Pd as the chief of BPMP North Sumatera and also gave a briefing to all the participants, which included 126 people. Then, as Kasubbag Umum BPMP North Sumatera, Mrs. Ajizah Siregar, S.Pd, M.Pd, delivered inspiring words and motivation. The last activity after the presentation of the Internalization PMP PSP activity by Mr. Arsenal, S.T., M.T., and Mrs. Fauziah R. Lubis, S.Pt, M.Si as the resource people in this activity.


Galeri:

[easy_image_gallery gallery=”906″]


Berita Oleh:

Urusan Publikasi, Kehumasan dan Layanan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *