Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila melalui Lokakarya Wawasan Aksi Kebangsaan
Direktorat Sekolah Menengah Atas (SMA), Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong lahirnya agen perubahan yang sejalan dengan “Profil Pelajar Pancasila”.
Upaya tersebut diwujudkan melalui Lokakarya Wawasan Aksi Kebangsaan (WAK) Tahap I yang ditujukan untuk pembina kesiswaan Sekolah Menengah Atas (SMA). “Lokakarya ini dimaksudkan untuk memberikan penguatan pemahaman konsep nilai Bela Negara untuk ketahanan nasional kepada para pembina ekstrakurikuler di SMA,” ungkap Direktur SMA, Suhartono Arham saat memberikan sambutan dalam pembekalan lokakarya.
Seiring dengan hadirnya era kebiasan baru pada masa pandemi Covid-19, lanjut Suhartono, sosialisasi wawasan aksi kebangsaan tentu membutuhkan strategi dan implementasi yang lebih baik. “Untuk itu, melalui lokakarya ini kami hadir agar Bapak/Ibu dapat menjadikan Pancasila sebagai benteng utama para siswa dalam menghadapi krisis identitas serta menyadarkan peserta didik terhadap pentingnya berbagai aksi kebangsaan,” lanjutnya.
Untuk itu, Suhartono berharap melalui lokakarya ini, para peserta dapat memperoleh pemahaman terkait teknik-teknik dalam membentuk pola pikir dan sikap siswa, serta bagaimana membentuk peserta didik menjadi agen perubahan untuk melaksanakan Aksi Kebangsaan dengan memberdayakan ekosistem sekolah.
Senada dengan itu, Plt. Asisten Deputi Organisasi Kepemudaan dan Kepramukaan, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Imam Gunawan, menyampaikan bahwa diperlukan adanya sinergi lintas pihak dalam aksi kebangsaan melalui beberapa langkah diantaranya: pemetaan kondisi ekosistem, membuat alternatif strategi, pemilihan strategi bersama, adanya kerangka rencana aksi untuk implementasi rencana aksi.
“Untuk membangun organisasi kepramukaan yang baik di sekolah, diperlukan pendekatan personal yang tepat serta melibatkan semua pemangku kepentingan yang potensial. Dengan muatan kegiatan kepramukaan yang disinergikan dengan 5 aksi kebangsaan serta perundangan tentang Gerakan Pramuka, mari kita siapkan generasi muda yang berdampak luar biasa untuk bangsa dan negara,” urai Imam.
Salah satu peserta lokakarya, Stefanus Toni Kurniawan mengungkapkan pentingnya lokakarya yang diadakan dalam membangun karakter positif dari peserta didik. “Melalui lokakarya ini kiranya guru dapat mendorong adanya wawasan aksi kebangsaan untuk peserta didik,” tutur guru Bahasa Indonesia SMA Strada Bhakti Wiyata Bekasi yang sekaligus menjadi pembimbing ekstrakurikuler Jurnalistik dan Pramuka.
Sementara itu, peserta lainnya yang merupakan guru Kimia SMAN 1 Kota Sukabumi, Efi Sofia mengutarakan kegembiraannya dapat mengikuti lokakarya WAK. “Lokakarya WAK ini dapat menumbuhkembangkan rasa cinta tanah air di antara peserta didik di tengah isu radikalisme yang marak saat ini,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Kristiyanti, guru Kimia SMA Mardiyuana Kota Sukabumi mengungkapkan harapannya agar lokakarya WAK ini dapat diikuti oleh guru lainnya di seluruh Indonesia. “Selepas lokakarya, para guru kiranya menjadi fasilitator dalam mengimplementasikan aksi kebangsaan di sekolah,” urai Kristiyanti yang sekaligus menjadi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
Pada lokakarya ini, Direktorat SMA menghadirkan beberapa narasumber diantaranya dari Kementerian Pertahanan, Badan Narkotika Nasional, dan pengajar dari pendidikan tinggi. Sedangkan peserta lokakarya berasal dari unsur Dinas Pendidikan dan pembina kesiswaan dari SMA yang berada di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, Kota dan Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Kota dan Kabupaten Bogor, Kota dan Kabupaten Sukabumi. Para peserta sangat antusias mengikuti pemaparan aksi kebangsaan dari narasumber serta dinamika kelompok dengan protokol kesehatan yang ketat.
Lokakarya WAK ini dihelat untuk mendukung implementasi “Profil Pelajar Pancasila” melalui 5 aksi kebangsaan yang akan direpresentasikan oleh peserta lokakarya melalui dinamika kelompok ataupun perseorangan. 5 aksi tersebut adalah 1) Berpikir positif terhadap Indonesia, 2) Peduli Budaya Indonesia, 3) Peduli Lingkungan dan Alam Indonesia, 4) Berkarya Nyata Membangun Kemandirian, dan 5) Rajut Jejaring Kebinekaan Indonesia.
Lokakarya tersebut dilakukan dengan menerapkan protokol Kesehatan 5M secara ketat. Adapun untuk peserta yang hadir secara fisik dilakukan swab antigen sebelum melakukan acara dengan hasil negatif serta diwajibkan memakai masker selama lokakarya berlangsung.
Sumber : https://www.kemdikbud.go.id/