Audiensi USAID-ERAT ke BPMP Sumut: Kolaborasi untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Sumatera Utara
USAID-ERAT provinsi Sumatera Utara melakukan kunjungan kerja ke BPMP Provinsi Sumatera Utara ( Selasa, 7/01/2025) Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Kepala BPMP Sumut, Tajuddin Idris. Sementara pihak USAID dipimpin oleh Provincial advisor USAID-ERAT Sumatera Utara, Hawari Hasibuan beserta tim USAID- ERAT Sumut.
Kunjungan tersebut membahas tentang isu-isu pendidikan di provinsi Sumatera Utara mulai dari jumlah ATS ( Anak tidak Sekolah) hingga Inklusivitas Pendidikan. USAID berharap pihak BPMP Sumut dapat berkolaborasi bersama terkait dengan Verifikasi dan Validasi terkait Data ATS agar bisa mendapatkan data faktual terkait Data ATS di provinsi Sumatera Utara.
Dalam kesempatan tersebut, Hawari Hasibuan menyampaikan harapan USAID untuk dapat berkolaborasi dengan BPMP Sumut dalam melakukan verifikasi dan validasi data terkait ATS di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini diharapkan dapat menghasilkan data yang lebih akurat dan faktual mengenai jumlah anak-anak yang tidak mendapatkan akses pendidikan di provinsi ini. Data yang lebih tepat ini akan membantu pihak-pihak terkait dalam merancang kebijakan yang lebih tepat sasaran untuk mengurangi angka ATS di Sumatera Utara.
“Harapan kami, melalui kerjasama ini, kita bisa menghasilkan data yang lebih valid dan komprehensif mengenai anak-anak yang belum sekolah di Sumatera Utara. Kami juga berharap bisa mengundang pihak pemerintah kabupaten/kota untuk duduk bersama dalam membahas dan menyusun langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini,” ujar Hawari Hasibuan dengan semangat.
Sementara itu, Kepala BPMP Sumut, Tajuddin Idris, menyambut positif ajakan untuk berkolaborasi. Ia mengungkapkan pentingnya kerjasama antara BPMP Sumut dan USAID-ERAT untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sumatera Utara. “Kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dan berharap bisa mendapatkan dukungan dari USAID dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi untuk meningkatan kualitas pendidikan di provinsi ini. Kami juga membutuhkan data yang akurat agar bisa mengambil kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya bagi anak-anak yang masih tidak bersekolah,” kata Tajuddin Idris.
Salah satu isu utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah tingginya angka ATS di Sumatera Utara. Meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengurangi angka ATS, namun data yang ada masih sering kali tidak lengkap dan akurat. Hal ini membuat upaya untuk mengatasi masalah ini menjadi kurang efektif. Oleh karena itu, verifikasi dan validasi data menjadi sangat penting agar dapat menentukan langkah-langkah yang tepat dalam menanggulangi masalah tersebut.
Selain itu, inklusivitas pendidikan juga menjadi salah satu topik utama dalam diskusi. Pendidikan inklusif bertujuan untuk memberikan akses pendidikan yang setara bagi semua anak, tanpa terkecuali, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus atau berasal dari kelompok marginal. Di Sumatera Utara, meskipun sudah ada kebijakan inklusif, pelaksanaannya masih menghadapi berbagai kendala, baik dari sisi fasilitas, tenaga pengajar yang terlatih, maupun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan untuk semua anak.