HAN 2021 Jadi Momentum untuk Mendorong Semangat dan Inspirasi Anak
Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini masih dalam suasana pandemi Covid-19. Guna mendorong semangat dan menumbuhkan inspirasi anak-anak, guru dan orang tua, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), meluncurkan serangkaian kegiatan menarik yang dikemas dalam Panggung Anak Indonesia Merdeka dan Bincang Pakar dan Pegiat PAUD “Anak Cerdas Terliterasi”.
Peringatan HAN kali ini mengangkat tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” dengan Tagline #AnakPedulidiMasaPandemi. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengatakan tema tersebut diusung sebagai motivasi bahwa pandemi tidak menyurutkan komitmen untuk tetap melaksanakan HAN tahun ini secara virtual, tanpa mengurangi makna HAN.
“Pada hari ini, akan banyak penampilan istimewa dari dan untuk anak-anak Indonesia. Saya harap adik-adik semua bersemangat untuk menyaksikan acara sampai selesai,” ucapnya dalam sambutan yang disampaikan secara virtual melalui kanal Youtube Kemendikbud RI di Jakarta, Jumat (23/7).
Menteri Nadiem mengatakan, salah satu kebutuhan utama anak Indonesia kata Mendikbudristek adalah kemampuan untuk berpikir kritis. Khususnya di masa pandemi saat ini, kita perlu terus bergotong royong untuk menghindarkan anak-anak kita dari risiko learning loss.
Menurutnya, anak-anak harus bisa memahami konteks, bukan hanya menghafal. Itulah sebabnya, selama ini HAN selalu menjadi salah satu hari besar di Kemendikbudristek. “(Anak-anak) harus bisa mempertanyakan, bukan cuma menerima. Dan salah satu cara terbaik untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis adalah dengan membaca. Bacalah buku apapun yang kalian suka, karena membaca sangat membantu menjaga semangat kita di tengah situasi yang penuh dengan tantangan,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Nadiem mengimbau kepada peserta didik yang masih harus melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) agar tetap sabar sampai situasi kembali membaik. Begitu pun untuk adik-adik yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Mendikbudristek meyakini bahwa gotong royong untuk saling menjaga dan saling mencerdaskan adalah kunci utama dalam menghadapi tantangan yang dirasakan saat ini. Pada momentum ini, ia mengajak agar seluruh pihak menjadikan peringatan HAN tahun 2021 sebagai pemantik semangat untuk terus bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar.
Optimisme yang sama juga disampaikan Penasihat Dharma Wanita Persatuan, Kemendikbudristek, Franka Makarim. Di sela-sela sesi membacakan dongeng untuk anak-anak, ia mengajak agar anak-anak Indonesia tetap semangat bermain dan belajar meski di tengah situasi yang penuh keterbatasan. “Saya yakin kalau adik-adik tetap semangat, kita akan bisa melewati semua tantangan ini,” ucapnya yakin.
Ia memahami bahwa rasa bosan dan jenuh pasti muncul dalam keseharian anak-anak ketika harus belajar dari rumah. Namun ia menggarisbawahi bahwa kesehatan dan keselamatan anak-anak justru menjadi prioritas nomor satu dan begitu berharga untuk dijaga saat ini. “Sementara untuk adik-adik yang sudah mulai melakukan PTM terbatas, tetap ingat untuk memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak,” tekannya.
Pada Bincang Pendidikan Hari Anak Nasional 2021, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM), Kemendikbudristek, Hendarman, menyampaikan bahwa perayaan HAN tahun 2021 adalah wujud perhatian pemerintah dalam memperhatikan kondisi anak-anak Indonesia. “Kita ingin menunjukkan pandemi ini tidak menyurutkan semangat dan pengharapan. Kita berikan motivasi ke anak-anak,” ujarnya saat menjelaskan makna perayaan HAN tahun ini.
Selanjutnya ia berharap, momentum ini dapat mendorong lahirnya inspirasi anak-anak untuk tetap berpikir kritis sekaligus menjadi perekat hubungan antara anak, orang tua, guru dan masyarakat. “Gotong royong dan bersinergi dalam mengemban tanggung jawab yang sama untuk mendorong kreativitas anak harus dilakukan berbagai pihak guna mewujudkan konsep Merdeka Belajar yang sesungguhnya,” pungkasnya.
Sumber : https://www.kemdikbud.go.id/