Sabtu, November 23, 2024
Berita

RAPAT KOORDINASI DAN SOSIALISASI PROGRAM DIREKTORAT SMP DAN PERSIAPAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA (PTM)

(08/april) Jakarta – Kegiatan Rapat Koordinasi Sosialisasi Program Direktorat SMP dan Persiapan Pembelajaran Tatap Muka yang dilaksanakan pada tanggal 06 s/d 08 april 2021 di Hotel Grand Mercure, Kemayoran-Jakarta.

Untuk menghindari Penularan dan penyebaran Covid-19 sebelum kegiatan di mulai para peserta di lakukan Rapid Test Antigen oleh panitia untuk memastikan para peserta tidak terpapar Virus serta peserta harus tetap memenuhi Standar  Prosedur Kesehatan COVID-19 yaitu dengan memakai masker ,dan menjaga jarak aman selama kegiatan berlangsung.

Kegiatan Rapat Koordinasi Sosialisasi Program Direktorat SMP dan Persiapan Pembelajaran Tatap Muka,  dibuka oleh Bapak Drs.Mulyatsyah, MM, Direktur SMP menyampaikan materi “Pandemi Covid-19 telah memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pelaksanaan pendidikan, terutama dengan harus ditutupnya sekolah guna mencegah penyebaran virus di kalangan pelajar, pendidik, dan tenaga kependidikan”.

Lanjutnya, “Pelaksanaan PJJ secara daring, sebagai salah satu solusi pemenuhan hak pendidikan, telah membantu memastikan proses belajar mengajar tetap berlangsung namun berdampak pada proses tumbuh kembang pelajar. Oleh karena itu, satuan pendidikan di semua jenjang perlu segera membuka kembali layanan tatap muka dengan melalui beberapa persiapan seperti pemberian vaksin Covid-19 bagi tenaga pendidik dan himbauan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan”.

“Berdasarkan sejumlah pertimbangan tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia akan menerbitkan Keputusan Bersama tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Setelah Vaksinsi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pada Tahun Ajaran Dan Tahun Akademik 2020/2021 dan 2021/2022 Di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)”, ujarnya.

Lebih lanjut, Agar para peserta didik merasa aman ketika melaksanakan PTM terbatas, tahapan-tahapan yang harus dilakukan sekolah adalah :

  1. Ada gugus tugas di sekolah di antaranya personil internal dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan, kelurahan, dan orang tua siswa.
  2. Sekolah menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk memastikan anak-anak dan guru-guru aman seperti menyiapkan toilet bersih dan air bersih.
  3. Setiap kelas harus ada tempat cuci tangan.
  4. Sekolah menyediakan thermogun agar bisa memfilter orang yang masuk ke sekolah. “Ketika ditemukan suhu personilnya melebihi batas, silakan diisolasi agar tidak kemudian masuk ke lingkungan sekolah.
  5. Sekolah wajib menyiapkan masker dan hand sanitizer cadangan ketika warga sekolah lupa membawa. Keenam, sekolah menyiapkan prosedur operasional standar (POS) untuk mengarahkan, membimbing, dan memandu warga sekolah agar bisa berperilaku sehat.

Persiapan berangkat dari rumah, di kendaraan bagaimana, pemeriksaan di sekolah, kalau panas tinggi, kalau sakit harus di rumah. Kemudian komorbid harus bertahan di rumah. Sekolah mempersiapkan sarana promosi edukasi di lingkungan sekolah untuk mengingatkan warga sekolah agar menjaga 5M,” ujarnya.

Untuk memandu orang tua tentang tata laksana mengantar dan menyambut anak di sekolah dengan aman, sekolah dapat menyelenggarakan pertemuan virtual atau fisik dengan berjaga jarak. “Jika bisa orang tua diminta mengantar anak dan tidak menggunakan transportasi umum.

Selain itu, sekolah juga wajib mengatur sistem PTM terbatas. Misalnya pembagian shift dalam satu kelas pada hari yang berbeda dengan kapasitas maksimum per kelas 50 persen. “Ini harus ditaati warga sekolah,” ungkapnya.

Terkait kurikulum yang disederhanakan, sekolah harus melakukan pembagian materi yang diajarkan antara di sekolah dengan yang dibawa pulang ke rumah. “Sekolah mengatur bagaimana menyiapkan media belajar yang aman untuk anak-anak. Sekolah berkoordinasi dengan unsur-unsur eksternal agar ada penanganan yang baik jika terjadi klister.

Jika ada penularan, sekolah harus ditutup dan pembersihan harus dilakukan untuk bisa memastikan bahwa sekolah bisa digunakan kembali dan yang sakit ditangani secara baik. “Pastikan bahwa PTK sudah divaksinasi karena mereka punya risiko yang lebih tinggi dibandingkan siswa.

Di wilayah satuan pendidikan melakukan pengawasan dan pembinaan oleh tim di lapangan agar PTM terbatas terlaksana dengan baik pada satuan pendidikan. Bagaimana Puskesmas secara aktif melakukan pengecekan dengan berkoordinasi dengan tempat pendidikan. Kondisi anaknya sakit atau tidak. Kemudian dilakukan pengecekan kalau ada yg positif dilakukan tindakan dan memberikan rekomendasi pemberhentian PTM sampai kita yakin kasus ini tidak bisa menularkan kepada yang lain.

Terkait dengan vaksinasi PTK,  sesuai arahan Presiden, PTK termasuk kelompok yang menjadi prioritas untuk diberikan vaksinasi Covid-19. “Kita akan mengupayakan dan sudah merencanakan untuk memberikan informasi ke seluruh provinsi, kabupaten dan kota agar PTK ini menjadi prioritas untuk diberikan vaksininasi 2 kali sebelum tahun ajaran baru dimulai, Oleh karena itu mari kita bersama-sama untuk melaksanakan PTM terbatas yang aman sesuai kewenangannya. Tutupnya.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *