Kamis, November 21, 2024
Berita

Workshop Pendidikan “Sosialisasi Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran”

Jumat, 14 Januari 2022, dalam cuaca yang  cerah dan mendukung, telah berlangsung satu kegiatan penting dan sangat ditunggu oleh khayalak pelaku pendidikan, khususnya satuan pendidikan, di Aula Sisingamangaraja LPMP Provinsi Sumatera Utara yaitu Workshop Pendidikan dengan topik : “Sosialisasi Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran”.

Kegiatan workshop ini terwujud atas kolaborasi atau kerjasama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan Anggota DPR RI, Komisi X yang membidangi Pendidikan yaitu Bapak dr. Sofyan Tan yang juga sebagai pelaku dan praktisi pendidikan dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (SIM) Medan. Mewakili unsur Kemendikbudristek, hadir Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Assesmen Pendidikan (BASKAP), Bapak Anindito Aditomo, S.Psi., M.Phil., Ph.D., Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Bapak Prof. Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D., dan Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sumatera Utara, Bapak Afrizal Sihotang, S.T., M.Si. Sedangkan unsur peserta yang hadir yaitu : mewakili semua jenjang satuan pendidikan baik negeri maupun swasta, unsur Dinas Pendidikan Provinsi, unsur PGRI, unsur Kemenag dan lain-lain.

 

Sofyan Tan, Anggota DPR RI, Komisi X, Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (SIM) Medan

Sebagai pemateri pertama, Sofyan Tan menyampaikan tentang sosialisasi kurikulum prototipe, dengan latar belakang dimana kondisi global menggambarkan perubahan yang sangat cepat dan pesat.

“…Bukan menghilangkan kurikulum sebelumnya, Kurikulum Prototipe ini lebih efisien, Saya menyetujui kurikulum ini untuk dilaksanakan di Indonesia,” paparannya di hadapan peserta.

Beliau menekankan pentingnya adaptasi dan inovasi untuk dapat bertahan di tengah perkembangan zaman. Termasuk salah satunya menyangkut opsi model kurikulum yang berlaku di Indonesia. Menurut beliau, kebijakan kurikulum harus mampu membentuk talenta dan karakter anak secara menyeluruh. Beliau menyambut baik adanya opsi Kurikulum Prototipe yang dinilai dapat mengurangi beban siswa dan guru karena materi yang disajikan lebih sederhana dan fleksibel. Kurikulum ini mencakup materi esensial sehingga guru punya cukup waktu dalam pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar, seperti literasi dan numerasi.

Beliau mengatakan saat ini untuk mendapatkan informasi sudah sangat gampang via gadget, internet, dan berbagai sumber lainnya yang tersedia, sehingga kemdikbud telah melakukan berbagai penyesuaian untuk dapat mengakomodasi perkembangan zaman salah satunya dengan menawarkan penyempurnaan Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Prototipe yang baru diperkenalkan kepada dunia pendidikan dan masyarakat.

 

Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Assesmen Pendidikan (BASKAP) Kemendikbudristek

Senada dengan pernyataan dr. Sofyan Tan, Anindito Aditomo bahwa kurikulum sebagai salah satu komponen penting harus bisa menyesuaikan diri secara sistematik dalam sistem pendidikan kita selaras dengan perkembangan zaman. Komitmen penyempurnaan kurikulum kita itu bahkan sudah dimulai sebelum masa pandemi covid-19. Hal yang mendasari terbitnya Kurikulum Prototipe, pertama : evaluasi dari kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 2013, dan evaluasi pada penerapan terbatas di 2500-an sekolah penggerak dan sekitar 900-an SMK BK di seluruh Indonesia mulai Tahun Ajaran 2021/2022. Lebih lanjut beliau menyampaikan, mulai Tahun Ajaran 2022/2023 Kemendikbudristek akan memperluas penerapan secara terbatas bagi sekolah-sekolah di luar dari Program Sekolah Penggerak dan SMK BK walaupun belum menjadikannya sebagai kurikulum nasional. Nantinya semua sekolah akan bisa mendaftar untuk ikut mencoba menerapkan Kurikulum Prototipe mulai tahun ajaran 2022/2023. Dari proses itu, baik sekolah-sekolah penggerak maupun sekolah lain terus menyempurnakan kebijakan kurikulum dalam instrumen dan dokumen-dokumen kurikulum tersebut, sehingga harapannya nanti di tahun 2024 kita akan memiliki kerangka kurikulum yang jauh lebih matang dan relevan diterapkan di berbagai kondisi sekolah dan daerah.

Anindito menambahkan bahwa merujuk data PISA, hanya sedikit peserta didik di Indonesia yang menguasai keterampilan dasar pada literasi dan numerasi hingga tingkat SMP dan sederajat. Kesenjangan di bidang pendidikan dan ekonomi ini katanya, akan menjadi ‘bom waktu’ bagi generasi yang akan merambah ke sektor lain yakni sosial dan politik. Kurikulum yang relevan menurutnya merupakan instrumen yang sangat berpengaruh untuk mencegah kesenjangan terutama bagi peserta didik yang memiliki keterbatasan ekonomi, sosial, maupun geografis. “Tidak cukup hanya dengan (penyesuaian) kurikulum, tapi juga kita rancang Program Merdeka Belajar sebagai prioritas dalam menangani krisis belajar,” ujarnya seraya mengajak agar seluruh ekosistem pendidikan mendukung perbaikan kurikulum secara sistemik. Ia yakin kurikulum berkontribusi dalam mengoptimalisasi pola ajar para pendidik. Terbukti, dengan penerapan Kurikulum Darurat ada dampak positif yang signifikan dalam capaian belajar siswa.

 

Syaifuddin, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara mengingatkan pentingnya kompetensi teknis (hard skills) dan non-teknis (soft skills) untuk dikuasai peserta didik. Titik tumpu penyesuaian kurikulum ini tidak melupakan kedua kompetensi tersebut agar berjalan seimbang. Selain itu, peserta didik juga harus memahami budaya dan lingkungannya agar saat terjun ke masyarakat dapat menghasilkan karya yang bermanfaat dalam membangun peradaban dan menjaga keberlangsungan hidup alam sekitar. Beliau juga menyatakan dukungan agar kurikulum ini menjadikan Indonesia lebih baik. Berharap penyesuaian kurikulum dapat memperkuat pembangunan iklim pendidikan ke arah yang lebih baik dan bermanfaat bagi lingkungannya.

 

Afrizal Sihotang, Kepala LPMP Provinsi Sumatera Utara

Kepala LPMP Provinsi Sumatera Utara sangat mendukung implementasi Kurikulum Prototipe ini. Beliau mengharapkan para pemangku kebijakan di wilayahnya untuk memahami kurikulum ini secara komprehensif.

Selain itu, beliau, dalam paparannya, mengatakan bahwa ada beberapa tahapan implementasi Kurikulum Prototipe berdasarkan kesiapan dan penetapan target oleh satuan pendidikan. Tahap pertama adalah kompleksitas sederhana dengan mengikuti contoh yang telah disediakan/dilatihkan. Tahap kedua adalah kompleksitas dasar dengan melakukan modifikasi mengacu pada contoh yang disediakan/dilatihkan. Tahap ketiga adalah kompleksitas sedang dengan melakukan pengembangan sesuai konteks satuan pendidikan dengan pelibatan warga sekolah dan masyarakat secara terbatas. Tahap keempat adalah kompleksitas tinggi yaitu melakukan pengembangan sesuai konteks satuan pendidikan dengan melibatkan warga sekolah secara luas.

Beliau menyampaikan “…Semua fasilitas sudah tersedia, tidak mesti semua kelas di satu sekolah , namun kelas tertentu bisa dipilih sebagai contoh. Selayaknya pihak Dinas Pendidikan kabupaten/kota harus memahami dulu, pelajari, lalu putuskan dan siapkan dalam merencanakan dan melaksanakan Kurikulum Prototipe ini”

 

Hasil riset menunjukkan bahwa sebelum pandemi, kemajuan belajar selama satu tahun (kelas 1 SD) adalah sebesar 129 poin untuk literasi dan 78 poin untuk numerasi, namun setelah pandemi, kemajuan belajar selama kelas 1 berkurang secara signifikan, atau apa yang disebut dengan learning loss. Untuk literasi, learning loss ini setara dengan 6 bulan belajar. Untuk numerasi, learning loss tersebut setara dengan 5 bulan belajar (diambil dari sampel 3.391 siswa SD dari 7 Kab/Kota di 4 Provinsi, pada bulan Januari 2020 dan April 2021).

Menyikapi keadaan tersebut, sebagai bagian dari mitigasi learning loss,  Kemendikbud mengeluarkan Kepmendikbud Nomor 719/P/2020  dan memberikan opsi kepada sekolah untuk menggunakan pilihan kurikulum yang disederhanakan agar dapat berfokus pada penguatan karakter dan kompetensi dasar. Adapun ketiga opsi tersebut: pertama, menggunakan kurikulum 2013 secara penuh, dimana penggunanya sebesar 59,2%; kedua, menggunakan “Kurikulum Darurat” (Kurikulum 2013 yang disederhanakan Kemendikbudristek), penggunanya sebesar 31,5%; dan ketiga, melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri, yang penggunanya sebesar 8,9%.

Dari pilihan opsi tersebut diperoleh hasil bahwa siswa pengguna Kurikulum Darurat mendapat capaian belajar yang lebih baik daripada pengguna Kurikulum 2013 secara penuh, terlepas dari latar belakang sosio-ekonominya. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa capaian literasi dan numerasi pada manfaat penggunaan kurikulum darurat lebih besar pada siswa dari kelompok rentan.

Masa prapandemi kita menerapkan Kurikulum 2013, masa pandemi 2020-2021 menerapkan Kurikulum 2013 yang disederhanakan, yang disebut dengan Kurikulum Darurat. Masa Pemulihan Pembelajaran 2022-2024 menerapkan Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, Kurikulum Prototipe sebagai Opsi bagi semua satuan Pendidikan, selanjutnya 2024 dan seterusnya sebagai penentuan kebijakan kurikulum nasional berdasarkan evaluasi terhadap kurikulum pada masa pemulihan pembelajaran.

Kurikulum Prototipe memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran :

  1. pengembangan soft skills dan karakter (akhlak mulia, gotong royong, kebinekaan, kemandirian, nalar kritis, kreativitas) mendapat porsi khusus melalui pembelajaran berbasis projek;
  2. fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi;
  3. fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Kurikulum Prototipe diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan kurikulum nasional akan dikaji ulang pada tahun 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.


Galeri:

[easy_image_gallery gallery=”296″]


Berita Oleh:

Subkoordinator Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi Mutu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *