Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Sesuai dengan amanat undang-undang tentang sistim pendidikan nasional pasal 3 yang berbunyi pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kretif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demorokratis serta bertanggungjawab. Pada kenyatannya proses pembelajaran yang dilakukan di satuan pendidikan belum sepenuhnya dapat membentuk peserta didik untuk menjadi cakap, mandiri dan kreatif. Satuan pendidikan tingkat pendidikan dasar dan menengah dalam proses pembelajaran masih menerapkan tes yang bersifat kemampuan berpikir tingkat rendah. Kemampuan tersebut sangat terkait dengan dengan proses pembelajaran yang dilakukan Sebagian besar mengingat, memahami dan mengaplikasikan. Tugas guru dalam mengajar memberikan informasi yang banyak kepada peserta didik, menyebabkan peserta didik kurang aktif berfikir, menyebabkan Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan menyelesaikan masalah yang membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Untuk itu diperlukan dalam proses pembelajaran kemampuan berpikir kreatif upayakan menyelesaikan suatu masalah. Penyelesaian masalah dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk menjawab permasalahan yang belum terjawab atau menghadapi yang sulit dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan belajar juga menyajikan masalah bagi peserta didik yang ada di satuan pendidikan. Peserta didik yang telah terlatih untuk menyelesaikan masalah akan menyukai kegiatan belajar yang menantang untuk menyelesaikan masalah tersebut dalam satuan pendidikan dan kehidupan sehari-hari.
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT)
Mencakup kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif dan kreatif. Keterampilan berpikir kritis diperlukan dalam menyelesaikan masalah dan keputusan. Pada dasarnya keterampilan mencakup kemampuan berpikir tingkat tinggi. Misalnya untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan. Peserta didik harus mempu menganalis permasalahan, memikirkan alternatif solusi, menerapkan strategi masalah, serta mengevaluasi metode dan solusi yang diterapkan.
Berdasarkan sintesis beberapa penelitian yang dilakukan terkait berpikir dapat dibedakan beberapa keterampilan yang termasuk, keterampilan berpikir tingkat rendah (KBTR) dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (KBTT). Berikut ini dideskripsikan beberapa keterampilan dasar yang dibedakan dalam kategori KBTR dan KBTT
Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah | Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi |
Strategi kognitif
Pemahaman Klasifikasi Konsep Membedakan Menggunakan aturan rutin Analisis sederhana Aplikasi sederhana
|
Berpikir kreatif
Berpikir krisis Menyelesaikan masalah Membuat keputusan Mengevaluasi Berpikir logis Berpikir metakognitif Berpikir reflektif Sintesis Analisis komplek Analisis sistem |
Karakteristik Pembelajaran berbasis Kemampuan berpikir tingkat tinggi (KBTT)
- Aktivitas Peserta didik dalam pembelajaran Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi
Aktivitas pembelajaran berbasis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT) dibedakan dari pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah (KBTR) antara lain :
Aktivitas peserta didik pembelajaran KBTR | Aktivitas peserta didik pembelajaran KBTT |
Pasif dalam berpikir | Aktif dalam berpikir |
Menyelesaikan masalah | Memformulasikan masalah |
Mengkaji permasalahan sederhana | Mengkaji permasalahan kompleks |
Berpikir konvergen | Berpikir divergen dan mengembangkan ide |
Belajar dari guru sebagai sumber informasi | Mencari informasi dari berbagai sumber |
Berlatih menyelesaikan soal dan menghapal | Berfikir kritis dan menyelesaikan secara kreatif |
Mengutamakan pengetahuan faktual | Berpikir analitik, evaluatif dan membuat keputusan |
- Karakteristik peserta didik Kreatif dan Kritis
Ciri-ciri peserta didik yang kreatif adalah sebagai berikut :
- Mengemukan ide-ide yang tidak dipikirkan oleh peserta didik yang lain
- Memiliki keingintahuan yang besar dan Panjang akal
- Terbuka terhadap pengalaman
- Suka melakukan eksprimen atau mencoba mengubah hal-hal yang sudah ada
- Menyukai cara tersendiri dalam menunjukkan pemahaman
- Mengajukan pertanyaan yang kelihatannya menyimpang atau aneh
- Menyukai tugas yang bersifat terbuka dan menantang
- Lebih suka mendiskusikan ide daripada fakta
- Lebih suka mencoba cara baru untuk menyelesaikan permasalahan daripada cara yang sudah dipelajari/diketahui secara umum
- Tahapan berpikir kritis
Tahapan berpikir kritis | Deskripsi |
Observasi | · Menentukan informasi apa yang diperoleh
· Memperoleh informasi dari berbagai sumber · Memastikan informasi apa yang ada pada saat ini · Mengeksplorasi pandangan yang berbeda · Mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan |
Analisis | · Mengurai informasi ke dalam tema-tema atau argument-argumen utama |
Evaluasi | · Mendiskriminasikan nilai dari informasi
· Memprioritaskan informasi penting · Membedakan opini dan Fakta |
Konstekstualisasi | · Kontekstualisasi informasi dalam hubungannya dengan sejarah, etika, politik. budaya dan lingkungan |
Bertanya | · Mempertimbangkan alternatif yang mungkin
· Mengembangkan hipotesis baru |
Refleksi | · Menanyakan dan menguji kesimpulan
· Refleksi dampak yang mungkin |
- Karakteristik Penyelesaian Masalah
Peserta didik yang dapat menyelesaikan permasalahan secara efektif dan yang tidak efektif antara laini :
Karakteristik | Efektif | Tidak Efektif |
Sikap | o Percaya bahwa masalah dapat diselesaikan | o Mudah menyerah |
Tindakan | o Membaca Kembali masalah
o Mendeskripsikan Kembali permasalahan o Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri o Menggambar sketsa dan menulis persaman o Tidak melompat pada kesimpulan |
o Berharap solusi dapat ditemukan
o Tidak mampu mendiskripsikan Kembali permasalahan o Melompat pada kesimpulan |
Akurasi | o Melakukan pengecekan ulang | o Tidak mengecek ulang |
Prosedur | o Membagi masalah menjadi submasalah
o Memulai dari bagian yang dipahami o Menggunakan konsep dasar kunci untuk membangun blok o Menggunakan formula kuantatif dan deskripsi o Mencatat kemajuan |
o Tidak membagi bagi masalah
o Tidak tahu mulai dimana o Gagal mengidentifikasi konsep o Menebak o Menggunakan format tertentu |
- Prosedur Penyelesaian Masalah
Prosedur pembelajaran penyelesaian masalah untuk peserta didik yang mampu berpikir kritis, produktif dan kreatif sebagai berikut :
- Menyajikan informasi
- Mengidentifikasi permasalahan
- Mencari alternatif penyelesaian masalah
- Menilai setiap alternatif penyelesaian masalah
- Menarik kesimpulan
Tahapan | Kegiatan Guru | Kegiatan Peserta Didik |
Menyajikan masalah | Menyajikan masalah dan memusatkan perhatian peserta didik pada permasalahan dengan memberi kesan umum dan pemahaman global tentang batas-batas ruang lingkup masalah yang akan dibahas lebih lanjut ke dalam sub-sub masalah sebagai satu kesatuan | Memberikan perhatian pada permasalahan dan memberikan kesiapan belajar untuk menemukan persoalan |
Indentifikasi Masalah | Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memberikan respon sebagai tolak ukur kemampuan awal dalam mengidentifikasi | Merumuskan masalah |
Mencari Alternatif pemecahan masalah | Menyiapkan bahan dan alat sebagai sumber belajar yang berupa buku, grafik, lingkunagan, bagan, dan sebagainya | Melakukan percobaan atau mengemukakan berbagai macam argument dalam proses pembelajaran secara mandiri |
Menilai setiap alternatif pemecahan masalah | Melakukan evaluasi terhadap Teknik pemecahan yang dilakukan | Mengumpulkan dan mengolah data penyelidikan terhadap setiap alternatif pemecahan masalah dan menyajikan data informasi berdasarkan penyelidikan, kemudian dianalisis sebagai bahan pertimbangan alternatif pemecahan mana yang paling tepat di antara alternatif pemecahan masalah yang ada |
Menarik kesimpulan | Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis tentang jawaban pemecahan masalah | Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis tentang jawaban pemecahan masalah |
Penutup
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif diperlukan dalam upaya menyelesaikan suatu masalah. Penyelesian masalah dilakukan dengan menggunakan pegetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk menjawab permasalahan yang belum terjawab atau menghadapi situasi yang sulit. Kemampuan menyelesaikan masalah sangat penting untuk dimiliki karena manusia selalu menghadapi masalah dalam kehidupannya. Bahkan suatu masalah juga dialami peserta didik yang ada di satuan pendidikan. Peserta didik yang terlatih untuk menyelesaikan masalah akan menyukai kegiatan belajar menantang dan menyenangkan karena masalah nya dapat terselesaikan dengan baik.
Referensi:
- L. W and David R. Kratwohl. D. R. (2000). A Taxonomy for Learning, Teaching, And Assesing : A Revision of Bloom’s Taxonomy of educational Objectives. Allyn & Bacon
- E. (2013) Engaging student with property in mind : Practical strategies for raising achiement, Alexandria:ASCD
- Ali Mudlofir dan Evi Fatimatur Ruydiyah (2015) Desain Pembelajaran Inovatif. Depok : Rajawali Pers
- Ditjen GTK Kemendikbud. (2019)Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
- Ridwan Abdullah Sani. (2019) Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills). Tangerang : Tira Smart
Penulis:
Husni Ilyas, S.T., M.Kom. || PTP Ahli Muda || BPMP Provinsi Sumatera Utara